ANALISIS
KASUS TENTANG TINDAK PIDANA PENYERTAAN
Contoh kasus :
Kakak Beradik Ikut Bunuh Nenek Atas Ajakan Ibu
Senin, 10 Mei 2010 | 16:48 WIB
TEMPO Interaktif, KEDIRI - Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri,
Senin (10/5), menyidangkan kasus pembunuhan yang melibatkan kakak beradik, Baharudin
Hariadi, 14 tahun, dan Agus Herianto,11tahun.
Baharudin, siswa kelas 2 Madrasah Tsanawiyah Krecek, dan Agus Herianto, siswa kelas 3 Sekolah Dasar Badas I, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, membunuh neneknya, Nyonya Sofiatun, 72 tahun, setelah diajak ibunya, Nyonya Riyamah, 35 tahun.
Majelis hakim yang diketuai Teguh Sarosa melakukan sidang secara tertutup. Persidangan hari ini merupakan yang kedua dengan agenda pemeriksaan saksi yang memberatkan kedua terdakwa.
Sesuai dakwaan jaksa penuntut umum Teguh Saroso, Rimayah, Baharudin dan Agus dijerat dengan pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yakni pasal 340 juncto pasal 55 tentang pembunuhan berencana yang dilakukan secara bersama-sama, pasal 353 juncto pasal 365 tentang penganiayaan dengan rencana yang mengakibatkan kematian dan pencurian yang disertai kekerasan. Ancaman hukumannya adalah penjara di atas lima tahun.
Kasus tersebut berawal dari penemuan mayat Sofiatun, yang terbungkus karung di sungai yang berada di bawah jembatan Desa Badas, 4 April 2010. Kepolisian Resor Kediri menemukan pelaku pembunuhan nenek itu adalah Riyamah, yang tak lain adalah keponakan korban. Riyamah menghabisi korban dengan mengajak anaknya Baharudin dan Agus.
Baharudin, siswa kelas 2 Madrasah Tsanawiyah Krecek, dan Agus Herianto, siswa kelas 3 Sekolah Dasar Badas I, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, membunuh neneknya, Nyonya Sofiatun, 72 tahun, setelah diajak ibunya, Nyonya Riyamah, 35 tahun.
Majelis hakim yang diketuai Teguh Sarosa melakukan sidang secara tertutup. Persidangan hari ini merupakan yang kedua dengan agenda pemeriksaan saksi yang memberatkan kedua terdakwa.
Sesuai dakwaan jaksa penuntut umum Teguh Saroso, Rimayah, Baharudin dan Agus dijerat dengan pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yakni pasal 340 juncto pasal 55 tentang pembunuhan berencana yang dilakukan secara bersama-sama, pasal 353 juncto pasal 365 tentang penganiayaan dengan rencana yang mengakibatkan kematian dan pencurian yang disertai kekerasan. Ancaman hukumannya adalah penjara di atas lima tahun.
Kasus tersebut berawal dari penemuan mayat Sofiatun, yang terbungkus karung di sungai yang berada di bawah jembatan Desa Badas, 4 April 2010. Kepolisian Resor Kediri menemukan pelaku pembunuhan nenek itu adalah Riyamah, yang tak lain adalah keponakan korban. Riyamah menghabisi korban dengan mengajak anaknya Baharudin dan Agus.
Dari keterangan pelaku, Sabtu (20/3) sekitar 12.00 WIB
merupakan hari terakhir Sofiatun menghirup napasnya. Awalnya, Baharudin, anak
Rimayah yang sudah memiliki rencana bersama ibu dan adiknya memanggil korban
dengan cara memberinya sebuah jam dinding. Tanpa curiga, nenek renta itu
tertarik, dan memenuhi panggilan untuk datang ke rumah pelaku yang hanya
berjarak beberapa meter saja.
Tiba di rumah pelaku, korban diajak Baharudin masuk ke
kamarnya. Saat itu, Rimayah sudah menunggu bersama Agus Herianto. Korban pun
langsung disambut dengan bekapan tangan ke mulutnya. Dengan sadis, Rimayah
mencekik leher korban dengan jarinya, kemudian Agus Herianto mengikat leher
korban dengan tali rafia yang memang sudah dipersiapkan. Kondisi tubuhnya yang
memang sudah renta, membuat korban hanya mampu pasrah. Tidak bertahan lama,
jantung nenek renta itu berhenti berdetak. Rimayah berusaha memastikan
targetnya benar-benar sudah mati. Kemudian Rimayah melucuti pakaian korban, dan
memasukkan ke dalam dua buah karung bekas pupuk merk Daun Buah. Karung itu
dijahit olehnya.
Rimayah kemudian mengambil harta korban yang jumlahnya
mencapai Rp 5 juta. Setelah menunggu malam, Rimayah dan anaknya kembali beraksi.
Tepat pukul 22.00 WIB, Rimayah menyuruh kedua anaknya untuk membawa jenazah
korban di dalam karung itu ke sungai yang berjarak sekitar 3 kilometer dari
rumahnya dengan menggunakan sepeda motor Honda Revo. Mereka membuang jenazah
korban ke sungai, sampai akhirnya ditemukan esok harinya
Kepada TEMPO Baharudin mengaku tidak bisa menolak ajakan ibunya. Saat itu Riyamah mengatakan sedang kesulitan keuangan. Ayah Baharudin yang bekerja sebagai kuli di Bali jarang mengirimkan uang untuk keluarga dengan empat anak itu. “Apa kamu tidak kasihan melihat adik-adikmu kelaparan,” kata Bahar menirukan ucapan ibunya saat mengajak membunuh neneknya.
Sang nenek dibunuh agar bisa mengambil perhiasan di tubuh korban sebagai biaya hidup sehari-hari. Dua hari sebelum pembunuhan itu, kata Baharudin, dia dan ketiga adiknya memang kelaparan.
Hingga saat ini Bahar dan adiknya Agus sudah mendekam di ruang tahanan selama 1,5 bulan, yakni satu bulan di Polres Kediri dan dua pekan di Lembaga Pemasyarakatan Kediri. HARI TRI WASONO.
Analisis Kasus
Ø Kasus Posisi
1.
Kronologi
Kasus : Kasus di atas menceritakan tentang kasus terbunuhnya seorang nenek oleh
seorang Ibu yang turut menyertakan dua orang anak kandungnya yang juga masih di
bawah umur. Meskipun masih memiliki hubungan keluarga, pembunuhan ini tidak dapat
dicegah karena berdasarkan keterangan tersangka, Pembunuhan itu di awali dengan
menganiaya korban terlebih dahulu, pembunuhan tersebut dilakukan dengan motif
ingin memiliki perhiasan dan uang senilai 5 juta, selain untuk mencukupi
kebutuhan sehari-hari juga untuk membayar cicilan motor yang di belinya secara
kredit. Sang anak mematuhi perintah ibunya karena sudah beberapa hari sebelum
peristiwa terjadi mereka kelaparan dan tidak mendapat kiriman uang dari Ayahnya
yang bekerja di Bali.
2.
Dakwaan/Putusan
: Dakwaan jaksa penuntut umum Teguh
Saroso, Rimayah, Baharudin dan Agus
dijerat dengan pasal-pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yakni
pasal 340 juncto pasal 55 tentang pembunuhan berencana yang dilakukan secara
bersama-sama, pasal 353 juncto pasal 365 tentang penganiayaan dengan rencana
hingga mengakibatkan kematian dan pencurian yang disertai kekerasan. Ancaman
hukumannya adalah penjara di atas lima tahun.
3.
Analisis
: Kasus ini dapat di kategorikan dengan kasus pembunuhan berencana disertai
penyertaan, tentang penganiayaan dengan rencana yang mengakibatkan kematian dan
pencurian yang disertai kekerasan. Dimana perbuatan perbuatan pelaku pada kasus
ini memenuhi unsur-unsur yang ada di pasal 340, pasal 55, pasal 353 dan pasal
365. Berdasarkan kasus diatas, Saya pusatkan analisis kasus ini pada kasus
penyertaan sesuai pasal 55 KUHP.
a)
Dalam
pasal 55 KUHP ini KUHP mengancam tindak pidana yang dilakukan dengan lebih dari
1 orang. Dimana di dalamnya ada Dader (pembuat) yang terdiri dari :
- Mereka yang
melakukan (
Plegger )
- Yang menyuruh
lakukan (
Doen plegger )
- Turut serta
melakukan (
Mede plegger )
- Mereka yang
memberi atau menjanjikan sesuatu ( Uit
locker )
b) Bentuk Penyertaan : Bentuk penyertaan dari ketiga pelaku ini
merupakan bentuk Mede plegger (orang yang turut serta melakukan, orang yang
dengan sengaja turut berbuat / turut mengerjakan terjadinya suatu tindak
pidana), Plegger (mereka yang melakukan) dan Otak kejahatan ini adalah Rumiyah
sebagai Doen plegger ( orang yang menyuruh lakukan ).
c)
Penjelasan : Pasal
55 ayat (1) ke 1
1.
Doen plegger ( Rimayah ) sebagai minus domina, maka Rimayah
sebagai yang menyuruh lakukan dapat dikenai pidana karena pada kasus ini
Rimayah berperan sebagai otak di balik kejahatan pembunuhan dengan menyuruh
kedua anaknya melakukan perbuatan-perbuatan yang bertujuan untuk mewujudkan
tindak pidana pembunuhan tersebut.
2. Mede plegger : Kesengajaan untuk berbuat
suatu tindak pidana yaitu : satu orang ( Agus Herianto ) memenuhi unsur
delik, tetapi yang lain tidak. Karena Agus ikut serta melakukan pembunuhan
dengan mencekik leher nenek dengan tali rafia, sedangkan orang yang lain ( Baharudin
) turut serta melakukan, tetapi tidak memenuhi unsur delik, yaitu Baharudin
ikut mewujudkan delik itu dengan cara membuang mayat nenek tersebut. Keduanya
memenuhi syarat-syarat mede plegger yaitu :
A) Adanya kerjasama dengan sadar
Adanya kerja sama
secara sadar dari kedua pelaku ini ( Agus dan Baharudin ) dan ada kesengajaan
yang disadari kalau tindakan mereka melanggar hukum.
B)
Pelaksanaan bersama secara fisik
Kedua pelaku ini (
Agus dan Baharudin ) sama-sama saling membantu satu sama lain saat menjalankan
aksinya yang berupa membuang mayat si Nenek ke sungai dengan mengendarai motor
bersama.
3. Plegger
( Rimayah ) pembuat yang memenuhi seluruh unsur tindak pidana yaitu Rimayah
yang merencanakan pembunuhan, menghilangkan nyawa seseorang ( nenek ) dengan
cara mencekik menggunakan tangan dan pencurian.
d)
Ancaman
Pidana berdasarkan tiap pasal :
1.
Pasal 340 KUHP :
”Barangsiapa sengaja dan
dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan denagn rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun.”
Penjelasan :
- Barangsiapa :
setiap orang, dalam kasus ini adalah tersangka Baharudin Hariadi dan Agus
Herianto beserta ibunya.
- Sengaja dan
dengan rencana lebih dahulu : dilihat dari pengakuan tersangka bahwa sebelum
melakukan tindakan pidana tersebut mereka telah merencanakannya terlebih
dahulu.
- Merampas nyawa orang
lain : mengakibatkan kematian korban atau target yaitu nenek dari tersangka.
- Melihat dari
klasifikasi di atas, tersangka telah memenuhi ketentuan yang ada di dalam pasal
sehingga jeratan hukuman yang tertulis di dalam KUHP dapat ditimpakan terhadap
tersangka.
2. Pasal 55 KUHP :
(1) Dipidana
sebagai pembuat (dader) sesuatu perbuatan pidana:
Ke-1. mereka yang
melakukan, yang menyuruh lakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan.
Ke-2. mereka yang dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau
martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya
melakukan perbuatan.
3. Pasal 353 KUHP :
- Pasal 353 (1) Penganiayaan dengan rencana
lebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
- Pasal 353 (2) Jika perbuatan mengakibatkan
luka-luka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
- Pasal 353 (3) Jika perbuatan mengakibatkan
mati, dia dikenakan pidana penjara paling lama sembilan tahun.
- Dilihat
dari kasus di atas, ketentuan dalam pasal 353 telah terpenuhi semua.berikut
uraian yang mencakup kasus di atas.
Penjelasan
:
a)
Penganiayaan
dengan rencana lebih dulu : tersangka merencanakan terlebih dahulu untuk
menganiaya korban menurut pengakuan dari tersangka saat di interogasi polisi.
b)
Jika
perbuatan mengakibatkan luka-luka berat : perbuatan tersangka terhadap korban
mengakibatkan luka berat yang diderita korban bahkan mengakibatkan kematian.
c)
Jika
perbuatan mengakibatkan mati : seperti telah disebutkan dan diuraikan pelaku
saat melakukan penganiayaan terhadap korban yang mengakibatkan kematian korban.
4.
Pasal
365 KUHP :
-
Pasal 365 (1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun,
pencurian yang didahului,disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiap atau mempermudah
pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri
sendir atau peserta lainnya, atau untuk tetap menguasai barang yang dicurinya.
-
Pasal 365 (2) KUHP Diancam dengna pidana penjara paling lama dua belas tahun:
Ke-1. jika perbuatan
dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada
rumahnya, di jalan umum, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan.
Ke-2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau
lebih dengan bersekutu
Ke-3. jika masuknya
ke tempat melakukan kejahatan, dengan merusak atau memanjat atua dengan memakai
anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.
Ke-4
jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.
-
Pasal 365 (3) Jika perbuatan mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
-
Pasal 365 (4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau
selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan
luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu,
pula disertai oleh salah satu hal yang diternagkan dalam no. 1-3.
Penjelasan
:
Berdasarkan kasus di
atas perbuatan para tersangka yang memenuhi pasal 365 ini adalah:
a)
pasal
365 (1) pencurian yang didahului,disertai atau diikuti dengan kekerasan atau
ancaman kekerasan: setelah menganiaya korban hingga meninggal, tersangka
mengambil harta korban senilai lima juta rupiah.
b) pasal
365 (4) perbuatan mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan oleh dua
orang atau lebih dengan bersekutu, pula disertai oleh salah satu hal yang
diternagkan dalam no. 1-3 : perbuatan yang dilakukan oleh ketiga tersangka
terhadap korban mengakibatkan kematian korban.
Ø Demikian analisa dari kasus seorang Ibu yang mengajak
kedua anaknya untuk membunuh nenek mereka. Dengan motif ingin menguasai harta
kekayaan sang nenek untuk mencukupi kebutuhan hidup, bahkan keluarga pun
menjadi sasaran kejahatan yang di mulai dengan kekerasan dan berakhir
pembunuhan.
terimakasih atas penjelasan contoh kasusnya
BalasHapus